Menggapai Berkah dalam hidup adalah dambaan setiap Muslim. Salah satu jalan termudah dan paling konsisten untuk meraihnya adalah melalui pelaksanaan Shalat Sunnah Rawatib. Amalan ini adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu (sebelum atau sesudahnya), menjadi penyempurna dan penambah pahala bagi ibadah wajib.
Shalat Rawatib terbagi menjadi muakkad (dianjurkan kuat) dan ghairu muakkad (dianjurkan biasa). Jumlah rakaat sunnah muakkad yang paling utama adalah dua belas rakaat sehari semalam. Keistiqamahan dalam melaksanakannya adalah kunci utama untuk menggapai ridha dan cinta Allah SWT.
Keutamaan besar dari shalat ini telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda, barang siapa yang mendirikan dua belas rakaat sunnah Rawatib sehari semalam, niscaya akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga. Janji ini menjadi motivasi spiritual yang luar biasa bagi setiap Muslim.
Selain ganjaran di akhirat, Shalat Rawatib juga memberikan manfaat duniawi yang signifikan. Ia berfungsi sebagai penambal kekurangan atau cacat pada shalat fardhu yang mungkin dilakukan secara tergesa-gesa atau kurang khusyuk. Ini adalah bentuk proteksi ibadah yang sangat penting.
Untuk Menggapai Berkah secara maksimal, amalan ini harus dilakukan secara istiqamah. Konsistensi adalah nilai yang lebih disukai oleh Allah daripada kuantitas yang dilakukan sesekali. Melaksanakan Rawatib setiap hari melatih kedisiplinan dan keteguhan hati dalam beribadah.
Shalat Rawatib yang dilakukan sebelum shalat fardhu (qabliyah) membantu mempersiapkan hati dan pikiran. Ini memberikan kesempatan untuk merenung sejenak, meninggalkan urusan duniawi, dan memasuki kondisi khusyuk yang optimal sebelum shalat wajib yang lebih besar.
Sedangkan Shalat Rawatib yang dilakukan setelah shalat fardhu (ba’diyah) berfungsi sebagai penutup yang manis dan penguat ikatan dengan Allah. Ini menjaga momentum spiritual yang telah terbangun, menjamin bahwa ibadah yang baru selesai tidak cepat hilang dari hati.
Menggapai Berkah juga tercermin dalam ketenangan jiwa. Muslim yang rutin menjaga Rawatib biasanya memiliki hati yang lebih tentram. Ia merasa tenang karena telah berupaya semaksimal mungkin dalam mengamalkan sunnah Rasulullah, sehingga hidupnya terasa lebih damai dan teratur.
Penting untuk diingat bahwa Rawatib adalah amal sunnah yang dilakukan dengan sukarela, bukan wajib. Namun, menjaganya menunjukkan tingkat ketaatan yang tinggi. Ia adalah bukti cinta seorang hamba kepada Rabb-nya, yang ingin selalu berada dalam naungan rahmat dan kebaikan-Nya.
