Hasad diibaratkan api yang membakar kayu bakar. Perumpamaan ini, yang berasal dari sabda Rasulullah SAW, adalah metafora yang kuat untuk menggambarkan bahaya iri hati. Sama seperti api yang melahap apa saja yang disentuhnya, hasad juga melahap habis kebaikan seseorang.
Alasan pertama hasad diibaratkan api adalah karena sifatnya yang merusak. Api tidak hanya menghanguskan, tetapi juga mengubah sesuatu menjadi abu. Demikian pula hasad. Ia tidak hanya merusak kebaikan, tetapi juga mengubahnya menjadi ketiadaan, tanpa meninggalkan jejak kebaikan yang tersisa.
Alasan kedua, api adalah sesuatu yang menyebar dengan cepat. Ketika hasad muncul di dalam hati, ia bisa dengan cepat menyebar dan menguasai seluruh pikiran. Ia akan memicu pikiran-pikiran negatif, kebencian, dan prasangka buruk terhadap orang lain.
Ketiga, api bisa sulit dikendalikan. Sekali api menyala, butuh usaha keras untuk memadamkannya. Begitu juga dengan hasad. Ketika rasa iri sudah bersemayam di hati, sangat sulit untuk mengeluarkannya. Dibutuhkan kesadaran dan perjuangan spiritual yang besar untuk melawannya.
Keempat, api merugikan semua pihak. Api tidak hanya membakar objeknya, tetapi juga dapat membahayakan lingkungan sekitarnya. Hasad tidak hanya merugikan orang yang iri, tetapi juga orang yang diiri. Ia dapat memicu fitnah, permusuhan, dan perpecahan dalam masyarakat.
Jadi, mengapa hasad diibaratkan api? Karena sifatnya yang destruktif, mudah menyebar, sulit dikendalikan, dan merugikan banyak pihak. Hasad adalah penyakit hati yang membakar habis amal kebaikan, merusak kedamaian jiwa, dan menghancurkan hubungan sosial.
Lalu, bagaimana cara memadamkan api hasad? Langkah pertama adalah memperkuat iman. Iman yang kuat adalah air yang memadamkan api. Dengan meyakini bahwa segala rezeki berasal dari Allah, hati akan menjadi tenang dan lapang.
Kedua, latih diri untuk selalu bersyukur. Syukur adalah bahan bakar positif yang tidak bisa dibakar oleh api hasad. Ketika kita fokus pada nikmat yang kita miliki, kita tidak akan punya waktu untuk memikirkan kelebihan orang lain.
Ketiga, berbuatlah kebaikan kepada orang yang kita iri. Memberi hadiah, mendoakan kebaikan, dan berinteraksi secara positif adalah cara praktis untuk memadamkan api hasad dan menumbuhkan cinta.
